Masih Bangga Punya Anak Dapat “NILAI” Tinggi? – Simak kisah dan penjelasan Ayah Edi di bawah ini.
"Memang kalo anaknya ayah edy sudah punya prestasi
apa saja?"
Begitulah sebuah pertanyaan yang di tuliskan oleh seseorang.
Lalu saya menuliskan,
"Alhamdullilah rasanya banyak sekali prestasi yang
sudah di capai oleh kedua putera kami; diantaranya ia adalah anak yang gemar
sekali membaca buku tanpa harus di perintah, hampir setiap hari dan setiap mau
tidur membaca buku, anak-anak kami juga berbahasa dengan bahasa Indonesia yang
cukup baik dan tidak pernah menggunakan kata Elu & Gue, juga bahasa2 slank
lainnya seperti kebanyakan anak-anak di lingkungan sekitarnya"
"Anak kami sangat responsif jika di mintai pertolongan oleh
orang tuanya, dan sering membantu pekerjaan rumah tangga mulai dari menyapu,
mengepel, mencuci baju hingga strika (meskipun masih dalam taraf latihan).
"
"Meskipun kedua anak kami laki-laki berbeda usia hanya 1.5
tahun namun hampir sama sekali tidak pernah bertengkar, berebut dan sejenisnya
seperti mitos yang banyak di percaya oleh para orang tua bahwa kakak adik
sering bertengkar dan berebut mainan."
"Yang cukup membanggakan kami anak-anak kami sangat
kooperatif dan sangat pengertian pada orang tuanya, mereka tidak pernah
memaksakan kehendaknya."
"Tidak pernah memaksa untuk di belikan ini dan itu seperti
gadged dsb juga mainan, bahkan mereka justru mengumpulkan uang sendiri sekoin
demi sekoin jika ingin membeli sesuatu."
"Anak-anak kami tidak pernah terpengaruh untuk membeli
jajanan bahkan sering menasehati orang tuanya akan makanan sehat dan yang tidak
sehat."
"Salah satu anak kami bahkan menghindari makan makanan dari
binatang yang di sembelih katanya tidak tega melihat binatang harus di sembelih
untuk dagingnya kita makan."
"Dan yang paling membuat kami bahagia adalah anak kami
jujur dalam kata-kata dan perbuatan, bahkan sempat ayahnya di tegur karena
mengambil uang di jalan " yang menurut kita pada umumnya nemu uang".
Kedua anak kami meminta mengembalikan dan meletakkan uang itu pada tempatnya
dan berkata "Jangan pernah mengambil sesuatu yang bukan milik kita apapun
alasannya".
"Anak kami juga tidak pernah mau menerima pemberian uang
dari orang lain yang tidak jelas peruntukannya (termasuk angpau dari om atau
neneknya) atau tidak melalui proses bekerja atau berusaha terlebih
dahulu". Saya pikir inilah awal yang baik untuk mencegah proses sogok
menyogok yang saat ini marak dilakukan orang untuk mencapai keinginannya.
"Mereka juga anak-anak yang konsisten dan cukup taat
aturan, terutama konsisten untuk berdoa sebelum makan, berdoa sebelum tidur dan
mengucapkan doa syukur bersama kami setiap mau tidur".
"Tambahan lagi Anak2 kami suka membantu menyajikan minuman
saat ada tamu jika bundanya sedang kerepotan, karena mereka sadar kami tidak memiliki
asisten rumah tangga di rumah."
"Jika bergaul selalu mengajak teman2nya untuk berbuat baik
dan beberapa temannya yang dulu kurang baik kini telah berubah perilakunya
menjadi anak baik" mulai dari anak tetangga depan, samping dan belakang
rumah kami dulu saat tinggal di perkampungan.
Dan masih banyak lagi hal-hal baik dan positif yang menjadi
prestasi kedua anak kami."
Lalu orang tersebut berkata;
"Maksud saya bukan prestasi yang itu, tapi prestasi semisal
jadi juara kelas, atau juara umum di sekolah atau juara-juara lainnya begitu
?"
Berikut jawaban kami;
"Oh kebetulan kedua anak kami saat ini mengambil jalur
pendidikan Home Education/Home Schooling, jadi gurunya adalah kami kedua orang
tuanya.
Menurut kami PRESTASI SESUNGGUHNYA dalam kehidupan itu adalah
BERHASIL memiliki Etika Prilaku Moral, seperti berberapa hal yang kami sebutkan
di atas tadi, sementara Prestasi2 lainnya yang ibu/bpk maksudkan dan sering
kali banyak di bangga-banggakan oleh orang itu menurut kami hanyalah prestasi
SEMU yang hanya di ingat orang sementara waktu saja dan akan di lupakan seiring
dengan berlalunya waktu, prestasi-prestasi semacam ini kelak hampir tidak
berdampak apapun bagi kesuksesan hidup anak-anak kami juga kehidupan orang
lain."
"Sementara keberhasilan dalam kehidupan sebenarnya sangat
bergantung pada apakah kita punya etika perilaku moral atau tidak, apakah kita
jujur dan bisa di percaya atau tidak, sementara kepintaran itu mudah sekali di
latih, dan jika tekun berlatih apapun bisa kita lakukan dengan baik dan semakin
baik dari waktu ke waktu."
"Perhatikanlah dengan seksama, mulai kita mencari seorang
Asisten Rumah Tangga hingga seorang Assisten Direktur, pasti kita akan memilih
orang yang jujur dan bisa di percaya ketimbang pintar namun tidak jujur dan
tidak bisa di percaya bukan?."
"Yang lebih lucu lagi adalah bahwa saat ini kita berada
pada zaman dimana begitu melimpahnya calon tenaga kerja atau bahkan
pengangguran, tapi justru sulit mencari tenaga kerja. Mengapa ini bisa terjadi
?
Dan alasanya sangatlah standar, kerena kita sekarang sulit
sekali mencari orang baik. jujur dan bisa dipercaya?"
"Jadi biarlah jika dalam hal ini kita berbeda pandangan
dalam melihat "PRESTASI" seorang anak dengan bunda,
Tapi yang jelas adalah selama lebih dari separuh hidup saya,
saya banyak belajar dari potret bangsa kita saat ini, yang merupakan hasil dari
kebiasaan para orang tua zaman dulu dulu yang selalu mendorong dan menekan
anaknya untuk mendapatkan PRESTASI-PRESTASI "SEMU" DAN MELUPAKAN
PRESTAS SEJATI, YAKNI MEMILIKI ETIKA, PRILAKU MORAL ATAU AKHLAK.
Sehingga pada akhirnya bangsa kita menjadi seperti ini jadinya.
"Dan yang pasti saya tidak akan mau mengulangi kesalahan
yang sama pada anak-anak kami saat ini."
"Selama lebih dari 7 tahun saya telah membimbing berbagai
jenis macam anak yang di anggap bermasalah dan gagal di sekolah (tidak
berprestasi) tapi kemudian mereka malah menjadi anak-anak yang luar biasa
sangat berprestasi ! " Kok bisa ya ?"
"Saya menemukan rahasianya bahwa jika kita berhasil
membangun etika prilaku dan karakternya terlebih dahulu dan bukan kepintarannya
atau prestasi lainnya, maka ini akan menjadikan pondasi yang sangat kuat untuk
membangun profesi apapun diatasnya."
Jadi pada akhirnya jauh lebih penting bagi saya untuk membangun
etika prilaku atau Karekter anak, baru setelah itu kita bantu dia menemukan
potensi emas masing-masing yang sudah di bawanya sejak lahir. Dan itulah resep
utama kami dalam membimbing anak-anak bimbingan kami, yang menurut para orang
tua mereka sekarang menjadi anak-anak yang luar biasa.
Nah yang menarik dan perlu disadari oleh kita semua adalah bahwa
setiap anak itu sesungguhnya sudah membawa misi hidupnya masing-masing berikut
potensi, minat dan bakatnya, kita tinggal menemukan dan menyalurkan saja agar
mereka kelak menjadi yang terbaik di bidangnya, namun tanpa etika prilaku moral
atau akhlak yang baik semua prestasi apapun yg diraihnya akan hancur dalam
waktu sekejap saja.
Lihatlah tayangan televisi setiap hari, yang sering kali
mempertontonkan hal yang kami maksudkan tersebut. Tidakkah kita mau mengambil
pelajaran dan hikmah dari semua kejadian tersebut?
Memang tidak mudah untuk bisa memahami ini, apa lagi merubah
mindset yang sudah di tanamkan oleh orang tua kita dan sistem sekolah kita
selama bertahun-tahun lamanya tentang arti prestasi yang sesungguhnya bagi anak
kita.
Namun demikian bagi siapa saja yang tertarik untuk membahas ini
lebih jauh dan lebih konkrit, InsyaAllah akan mampu membuat setiap anaknya
mencapai prestasi terbaik di kehidupan nyata.
Adab itu tetap lebih penting dari
ilmu. Banyak orang yang mempunyai title tinggi, tetapi karena kurang adab,
akhirnya ia khianat dengan amanat. Ia bolos, ia korupsi, dan lain sebagainya.
Tetap jaga anak-anak kita ya..
Sumber: Ayah Edi
0 Response to "Masih Bangga Punya Anak Dapat "NILAI" Tinggi?"
Post a Comment